[:id]Tingkatkan Kewaspadaan, Universitas Jember Kampus Lumajang Gelar Simulasi Penanganan Bencana[:]

[:id][vc_row][vc_column][vc_column_text]

Lumajang, 30 Maret 2019

Sebagai negara yang berada di zona Ring of Fire, Indonesia rentan terhadap bencana, apakah itu gempa bumi, gunung meletus, banjir dan bencana alam lainnya. Tentu saja kewaspadaan akan bencana menjadi salah satu kunci mitigasi bencana. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa semester enam Program Studi Diploma Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang. Hari Jumat (30/3), seluruh mahasiswa semester enam melakukan simulasi penanggulangan bencana alam, dimana dalam skenario itu Universitas Jember Kampus Lumajang dilanda gempa bumi.

Dalam simulasi tersebut, gempa bumi membawa korban mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus. Ada beberapa mahasiswa yang terluka, tertimpa langit-langit yang jatuh, hingga terinjak oleh mahasiswa yang lain. Dosen yang ada di kelas tak sempat menyelamatkan diri dan berada diantara reruntuhan kelas. Korban mulai berjatuhan, banyak dari mereka yang mengalami cedera ringan hingga parah. Mahasiswa yang selamat tak hentinya berteriak histeris meminta pertolongan.

Sebagai komponen masyarakat yang terlatih, khususnya di bidang kesehatan maka mahasiswa Program Studi Diploma Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang segera bergerak. Ada tiga tim yang siaga, tim triage, tim evakuasi, dan tim medis lapangan. Sementara dosen dan mahasiswa lainnya meminta bantuan pada BPBD Lumajang. Tak butuh waktu lama, tim BPBD Lumajang bersama mahasiswa segera terjun mencari korban.

Tim triage bergerak cepat untuk menemukan korban dan memilah korban ke dalam golongan triage merah, kuning, hijau dan hitam. Tim evakuasi dengan sigap memberikan korban pertongan pertama dan  mengevakuasi korban sesuai triage yang ada. Korban mulai dievakuasi dan dijauhkan dari area bahaya menuju area yang aman yakni rumah sakit lapangan agar mendapatkan pertolongan lanjutan. Tim medis lapangan memberikan pertolongan kepada korban yang sudah terevakuasi dan memberikan rujukan untuk korban triase kuning dan merah. Penanggung jawab rumah sakit lapangan lantas memberikan informasi jumlah korban kepada ketua BPBD Lumajang.

 “Korban yang mampu meminta tolong, mendengarkan dan mengikuti intruksi dari tim triage biasanya diberi tanda dengan warna hijau. Korban yang mampu mendengar intruksi dari tim triage tetapi tidak mampu mengikuti intruksi tersebut semisal karena  cidera patah tulang diberi tanda berwarna kuning. Korban yang tidak mampu mendengarkan intruksi, tidak mampu mengikuti perintah, namun denyut nadi dan suara masih ada akan kita beri tanda berwarna merah. Sedangkan korban yang kita perkirakan sudah meninggal dunia diberi tanda warna hitam. Dengan adanya tanda ini akan memudahkan tim evakuasi dan tim medis lapangan untuk memberikan pertolongan yang tepat,” jelas Eko Prasetyo Widianto, koordinator kegiatan simulasi.

Eko Prasetya Widianto yang juga dosen di Universitas Jember Kampus Lumajang ini  lantas menambahkan, kegiatan simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan serta mengasah kesiapan mahasiswa Program Studi Diploma Keperawatan dalam memberikan pertolongan pertama di fase tanggap bencana. “Untuk simulasi berikutnya, kita merencanakan melaksanakan di daerah yang memang tergolong rawan bencana dengan melibatkan langsung masyarakat dan unsur terkait. Simulasi seperti ini diharapkan dapat meminimalisir korban,’’ imbuhnya.

Sebelum kegiatan simulasi digelar, mahasiswa yang bertugas di tiga tim sudah mendapatkan pengarahan. Karena tim-tim tersebut nantinya akan bekerjasama dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat yang tertinpa bencana. Mereka yang bertugas sebagai tim triage harus hafal dengan warna-warna triagenya dan memberikan tanda pada tiap-tiap korban sesuai dengan penggolongannya. ‘’Bencana merupakan suatu hal yang datang secara tidak terduga dan tentunya yang tidak diinginkan oleh masyarakat, karenanya penting sebelum menyiapkan masyarakat, maka terlebih dahulu kita menyiapkan unsur penolongnya, dalam hal ini mahasiswa Program Studi Diploma Keperawatan,” urai Arista Maisyaroh selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Bencana Alam.

Kegiatan simulasi bencana disambut positif oleh mahasiswa. Seperti yang dituturkan oleh Goziatur Rodhyah. ‘’Kami sangat antusias mendapatkan kuliah simulasi bencana seperti ini, sebab kami dapat mengaplikasikan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Walaupun masuk dalam mata kuliah Manajemen Bencana Alam, tapi dalam pelaksanaannya kami mempraktekkan banyak mata kuliah di semester sebelumnya. Semisal keperawatan gawat darurat, keperawatan anak dan keperawatan jiwa,” tutur mahasiswa yang biasa di panggil Gozi ini. (Tim Kampus Lumajang)

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][:]

Skip to content